Postingan

Menampilkan postingan dari September 15, 2019

puisi, Sehelai Daun itupun Gugur

Sehelai Daun itupun Gugur Pagi-pagi ini, Sepi… Akh … Tidak! Suara kokok ayam menghalau gelap gelagapan. Kicau burung di pepohonan mengusir remang hingga terang. Angin belum bersedia keluar dari sarangnya. Rupanya ia masih pulas dalam mimpinya. Agar ketika muncul, ia berkisah di telinga kaum, Bahwa ada keheningan sepagi ini, Dan kekeringan di siang nanti. Hingga debu membalut kaki menendang. Ketika pandang kuangkat, Sehelai daun gugur, Melayang ia terbang turun Tanpa daya penahan raganya Ia terus turun perlahan, dan perlahan lagi. Hingga tiba di permukaan datar. Ia tersenyum ringan padaku. Aku trenyuh dibuatnya begitu. Daun itu… Berkisah ia tentang hidupnya yang sebentar saja. Dari bertunas, menjadi dapur pada pohonnya Menutrisi diri hingga akhirnya tak kuasa pada sang surya. Menguning, Memerah, Terbang turun, jatuh. Kering dan ringan dipermainkan angin Hancur lebur dilumat debu dan bakteri. Daun itu… Telah gugu