Tangisan tanpa Pelukan
Tangisan tanpa Pelukan Hari ini, Jumat (26/02/21), di kampung kami sebagaimana hari kemarin, Kamis (25/02/21) mendung masih terus membayangi hari siang. Surya dan cahayanya tak mendapatkan peluang untuk menampakkan diri, walau sesekali terlihat ia bagai mencuri peluang di celah mega yang berarak membawa berton-ton bongkahan tetes air yang sewaktu-waktu akan dicurahkan ke bumi. Becek tak terhiraukan. Rintik hingga hujan seadanya sampai menderas, siapa peduli. Semua orang yang hadir dalam dua peristiwa duka terus mengikuti dua upacara subat dalam rangka menguburkan dua jenazah orang-orang terkasih di dalam kampung ini. Mendung terus menggelayut. Ia bagai melekat rekat di pelukan cinta sepasang kekasih yang hendak berpisah. Air mata terus membasahi pipi para peratap. Kerongkongan para peratat bagai tersumbat. Suara normal menjadi abnormal pada pendengaran pelayat. Satu peti berisi jenazah seorang ayah yang meninggalkan 4 orang anak telah diusung pergi ke arah Timur. Di sana par...