Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 8, 2022

Awalnya Bisik-bisik Akhirnya Bising-bising

Gambar
 Awalnya Bisik-bisik Akhirnya Bising-bising Foto: Louis Bani Pdt. (emr) Semuel V. Nitti, M.Th, berkenan menghadiri seremoni maso minta sepasang kekasih di desa Manulai 1, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT. Ia seorang mantan anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan juga pernah menjadi bagian penting dari ziarah Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor. Kehadirannya sebagai anggota rombongan dari keluarga Bani-Ratu Edo yang akan melaksanakan seremoni maso minta ini. Sang Pendeta Emiritus ini diminta secara khusus oleh rekannya yang juga seorang Pendeta Emiritus. Ia menyampaikan nasihat yang sangat bernas walau terasa bagai guyon belaka. Ia memulai dengan menyapa para pemangku di desa dan di dalam institusi keagamaan dalam desa Manulai 1. Selanjutnya bagai mengabsensi para pemangku, ia menyebut beberapa orang yang sedang mengemban tugas sebagai anggota presibiter, baik dalam fungsi sebagai pendeta, penatua atau yang pernah menjadi penatua, katanya, "Saya agak gu

Pendeta, Refleksi dan Buku

Gambar
Pendeta, Refleksi dan Buku Foto: Nelci Therik Full of jokes, smiles and laughing in the marriage ceremony. Bila saya menggunakan frasa berbahasa Inggris seperti itu, hanyalah gaya pemanis di bibir artikel ini. Selanjutnya saya tetap akan menggunakan campuran bahasa, antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu Kupang.  Catatan saya kali ini tentang satu seremonial yang khas pada masyarakat Kota Kupang dan pada umumnya di perkotaan Nusa Tenggara Timur. Suatu acara seremoni peminangan yang disebut maso minta. Beberapa artikel dalam blog ini telah saya urai sebelumnya. Berkali-kali dalam kesempatan maso minta, selalu akan diakhiri dengan ibadah syukur yang khas kaum Nasrani. Itulah sebabnya artikel ini saya beri judul seperti di atas. Saya tidak menulis secara urutan maju acara, tetapi saya mengurutkan secara mundur dari refleksi yang disampaikan pendeta, lalu saya kembali ke beberapa saat sebelum refleksi itu. Seremoni maso minta berakhir, lalu beberapa saat kemudian para presibter menyiapk

Jubir dan Buku

Gambar
Jubir dan Buku Foto: @LuisBani Jumat (13/05/22), empat rumpun keluarga bersatu setelah dijembatani keikhlasan cintan dan ikat dengan tali kemesraan persaudaraan, kekeluargaan demi perluasan kekerabatan. Rumpun-rumpun keluarga itu bertemu dalam satu acara yang khas masyarakat perkotaan dan sisirannya, khususnya di Kota Kupang. Acara yang dikemas apik menarik, yang dalam Bahasa Melayu Kupang disebut maso minta. Apa itu maso minta ? Acara ini sesungguhnya merupakan budaya peminangan yang khas pada masyarakat di Kota Kupang yang beragam etnis dan muasal entitas. Namun berpadu dalam satuan waktu yang lama untuk menemukan pendekatan baru demi mengantar pasangan-pasangan kekasih tiba di mahligai rumah tangga. Modifikasi-modifikasi dilakukan sedemikian rupa dengan pendekatan evolusi, ekonomis, efektitivitas dan efisiensi  agar terkikis secara perlahan tanpa terasa telah terjadi perubahan-perubahan pendekatan peminangan. Dua orang Juru Bicara (jubir) amat memegang peranan penting pada acara pe