Kuburkan Aku Di Sisi Kekasihku (cerpen)
ilustrasi kuburan, dream.co.id Saat-saat terakhir telah menjelang. Mataku menerawang ke sekeliling kamar. Usahaku sia-sia. Anak-anakku berdiri bagai pagar mengelilingi sisi pembaringanku. Para menantu duduk terpekur. Cucu-cucuku berbisik-bisik. Aku sadar kini, malaikat maut segera akan menjemput dan mengawalku kembali ke asal-muasalku. Aku masih bisa menghitung dan mengingat anak-anakku. Simon, Noni, Onis, Soni, Menti, si kembar pertama Sanci dan Sarci, si kembar kedua Renci dan Rahab. Aku bersyukur diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk mengandung, melahirkan dan membesarkan mereka. Tentu saja aku tidak sendirian. Aku dan suamiku, Mozes. Aku benar-benar berusaha mengingat dan mengenang mereka. Seandainya saja aku bisa duduk dan berbicara kepada mereka, aku ingin berkisah dalam nostalgia masa kecil, masa remaja, dan seterusnya mengikuti arus waktu dalam kualitas isian yang kami lewati bersama. Mozes, suamiku yang teramat mencintai keluarga. Ia pekerja ker...