Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

AJARAN

Pengantar Dalam bulan Oktober 2015 salah satu golongan/aliran (denominasi) dalam agama Kristen (Protestan) mengadakan kebaktian kebangunan rohani (KKR) di salah satu desa dalam wilayah Amarasi Raya. Kegiatan ini melibatkan pengunjung dari dalam denominasi itu sendiri dan denominasi lainnya, terutama yang berada di dalam   wilayah desa itu. KKR tersebut diadakan dalam satuan waktu 6 hari, yang setiap harinya berlangsung sekitar pukul 18.00 – 21.30 waktu setempat. Pada setiap pertemuan dibahas satu tema dengan diselingi do’a, puji-pujian kepada Tuhan dan juga babak mengajukan pertanyaan secara tertulis, dan akan dijawab pada hari terakhir KKR. Sayangnya, sejumlah pertanyaan tertulis yang diajukan itu tidak sempat dijawab oleh pembicara berhubung puncak acara KKR diisi dengan kegiatan di luar arena. Menarik, pembicara dan pendengar begitu antusias berhubung kegiatan semacam ini tidak selalu terjadi di desa. Fenomena lainnya adalah, lokasi di pusat desa menjadi ramai karena kedatang

Bnetes, block grand a la Amarasi

Pengantar Orang di Amarasi Raya sangat familiar dengan kata ini, bnetes [2] . Kata ini selalu dihubungkan dengan tindakan pengumpulan dana (uang) dalam rangka penyelesaian adat perkawinan. Biasanya seorang pemuda di Amarasi Raya, bila sudah memilih gadis yang akan diperisteri, setelah melalui percakapan yang saling berterima antar dua keluarga, maka akan ada perwujudannya. Perwujudan yang dimaksudkan itu adalah, keluarga dari pihak pemuda akan menyerahkan noni, nono dan mapua’ [3] kepada keluarga gadis (nona). Dua dari ketiga item ini selalu dikonversi ke dalam nilai uang, yaitu noni dan mapua’, sedangkan nono tidak selalu dikonversi ke dalam nilai uang. Untuk memikul secara bersama ketiga item itu, keluarga-keluarga ( nonot ) dari pemuda dikumpulkan, diberitahukan besaran nilai uang dari item-item pembiayaan itu. Kemudian, kepada si pemuda sebagai “bintang” dalam urusan itu ia harus bisa menunjukkan kesiapannya dengan sejumlah uang dan ditunjukkan di depan semua orang dari ka

Telur

Gambar
Setiap orang mengenal telur dengan baik. Jenis binatang yang bertelur sudah diketahui pula yaitu unggas. Namun ada juga binatang melata yang bertelur. Penyu, buaya, ular, tokek, cecak sebagai contoh binatang bukan unggas yang juga bertelur. Satu media online, kulinologi.co.id memberikan informasi tentang jenis-jenis telur yang dapat dimanfaatkan untuk penyajian makanan yang nikmat, sehat dan bergizi. Saya tidak masuk ke area itu. Saya lebih memperhatikan nilai yang dapat diambil sebagai pelajaran berharga bagi kehidupan. Setiap telur adalah bakal calon makhluk hidup baru. Apakah ayam, burung, bebek, angsa, penyu, buaya, ular, tokek, cecak. Perlakuan terhadap telur berbeda antara satu jenis binatang dengan lainnya. Jenis unggas mengerami, membolak-balik sampai menetas dalam satuan waktu tertentu. Penyu tidak mengerami. Buaya, ular, tokek dan cecak pun tidak mengerami. Walau begitu, makhluk hidup baru akan muncul dalam satuan waktu tertentu untuk melestarikan jenis masing-masing. Ayam

Lalat Itu

Gambar
  Di suatu kampung yang jauh dari kebisingan perkotaan, hiduplah seorang ibu dan anak perempuannya semata wayang. Si ibu bernama ain Paku   dan anaknya perempuan bernama bi Meni. Sebagai budaya atoin meto’, ain Paku mempunyai sebutan manis lainnya yaitu ain Pina’ dan bi Meni disebut ain Foo. Bila kedua istilah nama itu bila digabung akan menjadi Paukpina’   atau Piinpaku, dan Foomeni atau Meinfoo. Sebagai atoin meto’ kedua anak-beranak ini hidup dalam kesederhanaan. Mereka berada dalam satu lingkungan kampung yang tidak banyak terdapat mata air. Satu-satunya sumber air yang diharapkan di tempat itu namanya, Oe ‘Moef yang sekaliguss menjadi nama kampung atau desa itu. Diceritakan bahwa ain Paukpina’   dan bi Meinfoo hidup sederhana dengan kebiasaan mengikuti secara turun-temurun para orang tua dan leluhur, yaitu berladang sambil memelihara ternak seperti ayam, kambing, babi dan sapi. Sebagai perempuan keduanya tidak bisa berladang pada area yang luas. Cukuplah untuk memenu

Sepuluh Jari (Kaum) Bapak

Gambar
Pendahuluan Pembaca yang mulia di dalam Yesus Kristus Tuhan. Jari tangan manusia yang normal sebanyak 10 jari . Lima jari di tangan kiri, dan lima jari berikutnya di tangan kanan. Ini suatu kepastian yang tidak perlu saya sampaikan. Tetapi, sering terjadi ada yang tidak lengkap jarinya karena dibawa sejak dari kandungan, dan ada yang lebih dari 10 jari, itupun dibawanya   sejak lahir. Ada orang yang jari tangannya 10 justru berkurang satu jari atau beberapa jari, bahkan buntung tangannya. Atau ada yang kehilangan satu ruas jari pada satu jari atau dua tiga jari. Ini semua terjadi bisa karena kelalaian pada waktu bekerja atau benar-benar kecelakaan kerja. Bagaimana bisa bekerja secara baik kalau salah satu jari tidak ada, terutama ibu jari? Mereka yang terlahir cacat tangan/jari pasti ada daya dorong yang membuatnya bisa memanfaatkan ketidaklengkapan jari tangan untuk bekerja. Melalui kontinyuitas latihan pasti mereka dapat memfungsikan jari-jemari yang memang cacat. Merek