Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 25, 2019

D u k a

Pada satu pagi, 23 Agustus 2019, melalui media sosial WhatsApp Grup, seorang teman menyampaikan bahwa ada kematian anggota keluarganya. Ia berharap mungkin ada teman dalam grup yang sudi turut melayat atau hadir dalam upacara penguburan. Saya tidak dapat melayat atau menghadiri upacara  penguburan. Lantas saya menulis di grup WA puisi yang saya beri judul, DUKA. D U K A Bila kau datang Kami tak dapat menghalau Bila kau tiba Kami tak dapat mengusir Bila kau masuk Kami dengan amat terpaksa menerima. Duka Kau penyebab tangis Kau pemantik ratap Kau penyulut pilu Kau pentolan sedih Kau jebolan susah Duka Maafkan kami yang tak sanggup menerima dirimu. Menjauhlah dari kami yang lemah tak berdaya Menyingkirlah ke tempat lain agar kami dapat keteduhan Walau demikian Kami tetap punya asa Kami terus berkanjang harap Kami bergantung pada sang Sumber Hikmat Kami mohonkan hibur Kami sandarkan raga lelah. Kiranya kami mendapatkan kekuatan. Kirany

Tangisku Senyumku

Tangisku Senyumku Tangisku... Gelap tak gemerlap kuselimuti. Di sana raung gelisah getar meremukkan. Di sana lolong pilu mendekor malam.  Di malam tangisku itu... Aku menekur dada dan tak lupa melipat tangan. Aku mendengus aroma yang sematkan angin peniup pinta. Aku mendengkur binal sambil melukis tadahan tangan. Di sana, di selimut malam kutumpangkan rasa rindu. di pembungkus raga beku kuseberangkan niat rancu. hingga menjelang fajar  di awal mekar waktu  Aku mencoba meneguhkan hati. Senyumku... Mentari pagi menyapa ramah Di situ riang merpati bergoyang ekor Di situ kokok sang jantan menekuk betina. Seremoni simpel menyambut pagi. Aku... Di pagi ini. Duduk di sana memandang lapang kosong Tanpa makna pinangan mentari pagi padaku. Koro'oto, 30 Agustus 2019 By : Heronimus Bani

Keliru atau Bodoh

Keliru atau Bodoh Ketika langkah dalam gerak maju sang kaki saat itu tantangannya terantuk nan terpeleset, Jatuh... mungkin dapat bangun lagi, mungkin perlu ditolong. Ketika ayunan dalam gerak sang tangan saat itu tantangannya keseleo dan salah pencet Keram... Kaku... mungkin masih dapat digerakkan, mungkin mulut teriak melolong. Adakah kaki melangkah tak diketahui otak? Adakah tangan mengayun tanpa sepengetahuan otak? Manalah kaki yang sudi terantuk nan terpeleset? Manalah tangan yang rela keseleo pun salah pencet? Akh... Keliru... Dapat saja menjadi pembenaran. Kau mengalaskan dalil keteguhan. dan menjadikannya fondasi kekokohan. Bodoh... Dapat saja menjadi pembelaan. Kau mendasarkannya di atas kecemasan. dan menegaskannya di dalam kegundahan. Lalu... Aku menghadapi bauran rasa sembari menghangatkan benak berdalil kepongahan. Aku menatap liang duka berpenasaran sembari berdiang di sentuhan nurani insan. Aku... Keliru ataukah Bodoh? Ko

Perupa Aksara

Perupa Aksara Para perupa aksara selalu berpikir.  Mereka selalu berupaya menemukan makna baru dari aksara yang seringkali mirip dan serupa.  Para perupa aksara tiada henti-hentinya meneteskan tinta di lembaran cinta putih mereka.  Bagi mereka tiadalah noktah tanpa makna.  Bagi mereka tiadalah marka tanpa arti. Koro'oto, 29 Agustus 2019 By : Heronimus Bani