Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 13, 2019

Kisah Pesta dari TPU

Kisah Pesta dari TPU Kisah belaka. Suatu hari, di satu area tempat pemakaman umum. Para smanaf yang hidup di area itu berdendang riang dalam pesta di permukaan bumi yang disebutkan orang hidup sebagai TPU. Para Smanaf adalah roh-roh yang masih menunggu persetujuan berangkAN alias masuk daftar tunggu kloter berikutnya. Sambil menunggu nama kloter dipanggil malak, mereka melakukan apa yang pernah mereka lakukan di permukaan bumi ketika masih sebagai manusia. Di pesta hari itu: ada kegiatan melihat-lihat sofi. Ada yang duduk minum moke plus berjenis sopi. Ada yang menikmati kopi. Ada yang menyegarkan smanaf dengan soft drink. Mereka yang datang kemudian, melakukan selfi. Olahragawan atau atlit tidak ada cara menarik lain, jadi salto saja. Smanaf dari tentara dan polisi melakukan salvo. Sementara smanaf politisi dan birokrat calon politisi buat slogan. Sastrawan mencari pinsil untuk menulis sya’ir, dan penyanyi rindu tampil kembali sebagai seleb, pelaku me

Rohku, Apa Kerjamu di Sana?

Rohku, apa kerjamu di sana? Malam ini, Aku menerawangkan rohku ke negeri terawang. Di sana aku menerawang bocoran kabar sorgawi. Aku menanti di pintu asa kiranya kabar sukacita bagai di padang Efrata. Aku berharap rohku akan masuk mendapatkan malak pembawa kabar itu. Lalu kami bersama dalam dendang dan tari di altar kemahakuasaan Sang Khalik. Tiba-tiba... Rohku meninggalkan ragaku. Ia terbang tanpa sayap ke tempat yang tak pernah kuduga. Ia menyelinapkah di sorga kekekalan itu? Ragaku dingin membeku dan kaku. Tiada kata nan berakta di sekujur kegentaran insan. Sementara rohku telah sirna dalam alam tiada terkira. Aku bertanya dalam kecemasan berbaur pancaran kengerian. Roku, apa kerjamu disana? Ia tak memberi jawab apapun padaku. Rupanya signal tak sempat dia bawa ketika pergi. Atau mungkin ia lupa mengisi paket data pada communication equipment nya. Atau dia justru sedang berpura-pura tidak peduli pada raganya yang dingin membeku di bumi f

Sebait Kiriman

Gambar
tulisan ini dikirimkan oleh seorang sahabat bernama Piet Simanjuntak. Saya terperanjat ketika itu. Melalui akun FB Opa Piet, saya memberi balasan padanya. Opa Piet, atau Piet Simanjuntak memberi informasi bahwa, ia bekerja di salah satu percetakan di kota Palembang, Sumatera Selatan. Kata bahasa bisa bahasa tubuh Kata bahasa bisa bahasa lisan Kata bahasa bisa bahasa tulis Kata bahasa ada bahasa kiasan Ada makna konotatif denotatif Ada muatan pesan dalam aksara bermakna.  Mereka dapat berbahasa baku Sementara dia berbahasa koine Yang lain berbahasa asing Lebih lain lagi berbahasa roh Akh...  Bahasa   Kau jembatan budaya Berbahasalah maka budayamu berbicara.  Sumber: Akun FB Opa Piet/

Air

Gambar
Air Namaku air, Di tanah Timor orang menyebut namaku, Oe. Di negeri lain mereka memanggilku, water. Jika salah mengerti, air, pada bahasa lain, udara. Aku, Katanya dibutuhkan makhluk manusia, binatang dan tumbuhan. Katanya tanpa aku mereka kekeringan dan gersang hingga tewas. Katanya aku teramat penting pada segala zaman sehingga populasi dapat bertahan hidup. Katanya aku adalah satu keharusan pada segala situasi makhluk. Aku... Katanya warnaku jernih dan bening. Katanya ada muatan udara di dalam diriku. Katanya ada banyak unsur kimia di dalam kejernihan dan beningnya warna. Katanya unsur-unsur itu tidak kelihatan namun menghidupkan bila tak teracuni. Aku... Bila merembes dapat menembus berbagai lubang hingga pori halus. Bila menyembul dapat menerabas batu cadas teramat keras. Bila terbendung aku dapat memberi ketenangan dan kebahagiaan. Bila kuairi area persawahan dan pertanian, kesukaan dan keceriaan memancar. Bila bendungan