Aku Menjerit dalam Diam
Suara! Itu salah satu modal yang Tuhan berikan padaku. Suara itu menjadi milikku. Aku sungguh menyadari bahwa suara itu untuk kemuliaan Dia yang memberikannya. Aku sungguh rindu dan terus berkerinduan untuk memuliakan nama-Nya dan kasih-Nya. Dia yang memberikan suara itu tidak menuntut keindahan lagi merdunya, karena Dia mengetahui bahwa ada padaku keterbatasan dan kelemahan. Suara itu, menurut mereka yang paham, ada warnanya. Warna suaraku rupanya hitam pekat. Ketika aku keluarkan, terasa di telinga yang lain sebagai tidak berkenan. Mungkin Dia yang memberikannya merasakan ketidakperkenanan itu? Suara! Kau modal terbaik milikku. Aku sedih ketika berkali-kali sudah suaraku tak berkenan pada telinga orang. Suaraku benar-benar tak layak rupanya untuk memuliakan nama-Nya dan kasih-Nya. Suara! Kau dibantu perlengkapan yang menggaungkanmu baik di dalam ruang tertutup maupun arena terbuka. Segala perlengkapan bantuan itu sesungguhnya akan sangat menolong dan menyenangkan telinga pendenga...