Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Eek Mepu-Ranan atau Eek Meup Ranan?

Gambar
Eek Mepu-Ranan atau Eek Meup Ranan ? Moment pasangan nikah adat dalam satu acara pengesahan perkawinan menurut hukum adat masyarakat adat Pah Amarasi. Foto: Roni Bani Judul tulisan ini dalam Bahasa Amarasi (Kotos-Roi'is). Bila diterjemahkan secara harfiah, artinya, tutup kerja (dan) jalan, atau tutup kerja jalan? Frasa pada judul ini selalu ada dalam urusan perkawinan menurut hukum adat perkawinan yang berlaku di dalam masyarakat adat Pah Amarasi. Banyak ayat (aaz:  era', skini' ) yang tidak tertulis dapat ditambah-tambahkan atau dikurang-kurangkan sesuai kebutuhan dan atau mungkin keinginan dan selera. Selama penambahan atau pengurangan itu logis diterima semua yang hadir pada saat pelaksanaan. Eek mepu-ranan satu frasa yang menarik. Setiap pasangan nikah adat yang akan keluar antar wilayah dusun dan atau  wilayah desa pada akhirnya akan tutup kerja (dan) jalan. Maknanya, gadis yang selama ini berada dalam wilayah dusun dan atau desa, akan pergi meninggalkan wilayah terse

Kokok Ayam di Tanah Timor

Gambar
Kokok Ayam di Tanah Timor  sumber:  istimewa/foxnews/ Beberapa tahun ini dalam rangka membaca Alkitab,khususnya konsep-konsep terjemahan injil Markus ke dalam bahasa Meto', pasti ada kisah dimana ayam berkokok.  Ayam berkokok dalam kisah itu menjadi tanda pada Petrus bahwa dia telah menyangkal Gurunya, Rabi Yesus. Kisah ini akan selalu dibaca oleh kaum Nasrani pada peringatan Minggu Sengsara Yesus. Irisan refleksi variatif untuk mengantarkan umat pada titik pemahaman seturut perkembangan zaman. Nah, bila ada beberapa pertanyaan ditujukan pada orang Timor, misalnya: jam berapa ayam berkokok dan apakah ada indikasi tertentu yang dibaca oleh orang Timor? Pada saat bertanya seperti ini, beberapa orang muda tidak dapat segera memberi reaksi untuk menjawab. Umumnya mereka akan tersenyum atau bahkan tertawa. Itu pertanda bahwa mereka belum memiliki pengetahuan lokal tentang tanda-tanda alam, walau tak seutuhnya logis dari aspek sains.  Ayam berkokok pada jam tertentu yang tidak m

Nama Rayon dalam Bahasa Daerah khas di Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Timur

Gambar
  Sumber Gambar: https://www.sonora.id/ Nama Rayon dalam Bahasa Daerah khas di Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Timur tulisan bersambung 2c Kata berikut yang akan diuraikan secara gamblang yakni Atuntakus Aspek Linguistic dan Socio-Culture Kata Atuntakus sudah menjadi kata kuno, jarang dipakai dan nyaris hilang. Uraian kata atuntakus kira-kira seperti ini. tutaa' ~ sambung topangan kehidupan orang sulit memahami kata tutaa' yang berdiri sendiri. Kata ini bila berada dalam satu frasa atau kalimat akan dapat dipahami, walau tidak semua orang mampu mencerna secara cepat. Misalnya, au tutaa' ka ~ terjemahan harfiahnya  saya (punya) sambungan penopang kehidupan Jadi kata tutaa' sebagai satu kata yang berhubungan dengan generasi sebelumnya. Mereka yang disebut sebagai orang tua menjadi tutaa' bagi anak, cucu dan generasi berikutnya. Setiap generasi menjadi tutaa' bagi generasi berikutnya, sehingga terjadi rantai tutaa' yang menghasilkan silsilah d

Nama Rayon dalam Bahasa khas di Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Timur

Gambar
Lidah api, sumber: https://www.istockphoto.com/id/ Nama Rayon dalam Bahasa khas di Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Timur Sambungan 2b Kata berikut yang akan diuraikan dalam tulisan bersambung kali ini yakni Apinat.  Aspek Linguistic dan Socio-Culture Kata apinat berasal dari kata dasar, pina' artinya nyala dan pijar, mendapat awalan pembentuk kata benda /a/ dan akhiran /t/ menjadi apinat. Maka, kata apinat artinya yang menyala, yang berpijar. Kepada pembaca agar menjadi jelas, kata benda (orang, pelaku) sebagai biasanya dibentuk dengan memberi prefiks /a/ dan sufiks /t/ atau /b/ pada kata suatu kata dasar yang bersifat kata kerja dan kata sifat. Perhatikan contoh-contoh diberikut ini: moe' ~ artinya buat, lakukan, (MK ~ bekin, bikin), menjadi amo'et ~ orang yang berbuat ~ pelaku . Cermati Prefiks /a/ dan sufiks /t/ serta berpindah (metathesis) tempat/posisi lambang bunyi /'/ glotal. uab ~ artinya bicara, omong, menjadi a'uab ~ orang yang berbicara

Nama Rayon dalam Bahasa khas di Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Timur

Gambar
  Nama Rayon dalam Bahasa khas di Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Timur Pada tulisan bersambung seri kedua ini, akan ditempatkan nama-nama Rayon yang menggunakan abjad /a/  Amahoet,  Pendekatan uraian dari tiap kata diurutkan sebagai berikut, secara linguistic, socio-culture , dan sedikit dogma theology . Penulis menggunakan term sedikit , berhubung kapasitas diri bukan seorang sarjana teologi dan juga bukan seorang pendeta (pelayan). Amahoet Aspek Linguistic dan Sosio-culture Kata amahoet dibentuk dari kata dasar hoe, menjadi kata benda hoet, hoen, serta kata sifat hoeb. Bila diterjemahkan secara harfiah dalam bahasa Melayu Kupang artinya, tabuang-buang, tapo'a buang-buang, tasiram; yang dalam Bahasa Indonesia kira-kira artinya, limpah, berlimpah-limpah, melimpah. Ketika kata ini disematkan pembentuk kata benda orang /a/ menjadi amahoet, maka terjemahannya menjadi Pemberi Kelimpahan, Sumber segala sesuatu yang melimpah-ruah dan darinya dapat menimba, dn mengambil

Nama Rayon dalam Bahasa khas di Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Timur

Gambar
Papan nama GMIT Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Foto: dokpri, RoniBani  Nama Rayon dalam Bahasa khas di Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Timur (tulisan bersambung) Pengantar Dalam tahun-tahun pelayanan GMIT di jemaat-jemaat lokal, di sana terdapat kelompok-kelompok kecil dalam jumlah tertentu yang disebut Rayon. Ada varian sebutan atau penamaan seperti: Gugus, Sel, Resort, dan Lingkungan, namun umumnya Jemaat-jemaat lokal GMIT mengenal istilah Rayon. Dalam wilayah rayon terdapat sejumlah kepala keluarga (rumah tangga) yang akan selalu mendapatkan pelayanan ibadah menurut jadwal yang diatur oleh anggota Majelis Jemaat (penatua, diaken, pengajar) yang diutus bertugas di sana. Salah satu Jemaat lokal di GMIT yakni Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto dalam Klasis Amarasi Timur. Jemaat ini terletak di desa Nekmese, dalam wilayah Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang, NTT. Jemaat ini, sebagaimana jemaat-jemaat pedesaan lainnya memiliki sejarah dan ziarah yang cukup panja

Amalgamation dan Resetlement Program Pemukiman Penduduk ala Victor H. R. Koroh Di Amarasi-Timor, 1968 – 1975

  AMALGAMATION DAN RESETLEMENT PROGRAM PEMUKIMAN PENDUDUK ALA VICTOR H. R. KOROH DI   AMARASI-TIMOR,   1968 – 1975   Heronimus Bani [1]   Abstrac t This paper discusses the process of transferring traditional villages from the system of zelfbestuur or swapraja to a new system of village organisation in Amarasi (south-west Timor) between 1968 and 1975. In 1968 there were 60 traditional villages in Amarasi when the government began a process of forced village relocation and amalgamation. The government constructed 23 new villages which were organised along a new system of village administration. The population originally resisted this relocation and because of this the government sent officers to destroy their houses and force them to relocate to new areas, known as amalgamated villages. The population did not have the power to resist this relocation and had to re-start their lives in the new villages and built their own houses, churches, roads and other infrastructure.