Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Pergi Untuk Selamanya

Gambar
Pergi untuk Selamanya   Siapa menduga begitu cepat. Seorang guru, rekan kerja, teman, dan motivator bagi siswanya. Ia pergi meninggalkan duka yang mendalam. Ia pergi meninggalkan kesan-kesan mendalam pada keluarga, rekan, kerabat dan handai taulan. Itulah sebabnya duka menyelimuti wajah dan relung hati. Sang guru telah berjasa selama tiga puluhan tahun di Sekolah Dasar Inpres Buraen. Kenangan yang dipatri dilantunkan dalam sebait puisi Ibu… Ibu ,… Siapa menduga kabar duka, Siapa menyangka berita buruk. Ibu… Ibu… Kami mengetahui sakit ragamu, Kami menyadari keletihan tubuhmu. Ibu… Ibu … Olah pikir dan olah gerak, Rasa diraga, indah di gerai Sorak berkemenangan, Bangga berpuncak. Ibu… Ibu… Hari ini … Kami tak lagi melihatmu. Hari ini … Kami tak lagi menyapamu, Ibu… Kami melepas kepergianmu, Jasamu terkenang, Budimu terpatri, Dedikasimu mulia. Selamat jalan, ibu … Terima kasih hanyalah kata,   Tuha

Kaum Bapak dan Pemuda

Gambar
Para bapak masuk di dalam krung, berlari dalam Lomba Lari Karung yang tiap tim terdiri dari seorang ayah, isterinya dan satu anaknya. Ayah berlomba dengan ayah, ibu dengan ibu, dan anak dengan anak.   Di bibir Fatubraon. Fatubraon berada di Amarasi Selatan. Orang dapat mengunjunginya dari Kota Kupang ke arah timur menuju Oesao. Ketika tiba di Oesao ke arah Selatan menuju Buraen. Di sana siapapun akan mendapatkan informasi tentang Fatubraon. Satu tempat wisata yang menawan hati

Dulang (oko'mama') Maso Minta Nona (1)

Gambar
  Gambar (1) Ini tempat sirih-pinang, simbol  yang dipakai untuk mengetuk pintu rumah orang tua gadis Lilin sebagai simbol terang/cahaya yang menunjuk/memberi cahaya di perjalanan hingga tiba di rumah orang tua gadis Kitab Suci, simbol kekuatan dan terang dari segala terang, sumber hikmat dan pengetahuan, nasihat dan peringatan, larangan dan izinan dari Sang Khalik, Tuhan Yang Maha Esa. Dalam urusan ini menggunakan kitab suci umat Kristen, Alkitab (seringkali yang lengkap itu berbahasa Indonesia). Yang nampak dalam gambar Alkitab, Perjanjian Baru berbahasa Amarasi. (Gambar 2) Pakaian dan perhiasan yang ditempatkan di dalam dulang ini, akan diserahkan kepada gadis yang dipinang. Biasanya menyesuaikan dengan pakaian tradisional dari etnis yang bersangkutan, khususnya etnis darimana pemuda berasal. Di Kupang, seringkali ada satu tempat sirih-pinang yang khusus ditempatkan di dalam dulang ini. Isinya berupa barang mas (bisa cincin, bisa kalung) dengan berat tertentu sesua

Beragam Istilah mengurus Perkawinan Adat di Amarasi Raya

Gambar
Mengurus suatu perkawinan agar menjadi sah menurut hukum adat perkawinan sangat penting. Pada masyarakat adat Amarasi Raya, terdapat beragam istilah yang masing-masingnya dilakukan suatu ritual. Aus goe nheke 'bibi, istilah ini dipakai unuk menggambarkan sepasang kekasih, terutama seorang pemuda telah memperkenalkan diri pada orang tua gadis. Kemudian, orang tua gadis mengirim babar kepada orang tua si pemuda. Si pemuda dimetaforkan sebagai asu, dan gadis dimetaforkan sebagai 'bibi. Puah ruum-ruum - maun ruum-ruum, harfiahnya, sirih-pinang "tanpa arti". Orang tua dua pihak bertemu pertama kali, ritual perkenalan orang tua dua pihak. Puah heket - maun heket, harfiahnya, sirih-pinang "tangkap" Maksudnya, orang tua dua pihak menaikkan status perkawinan sepasang kekasih (anak-anak mereka). Ritual ini menghadirkan: orang tua gadis (ayah, ibu, saudara laki-laki, paman), pemuka adat, perangkat pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan (RT, RW). Puah knin

Kosu', budaya menghadiahi dengan uang

Gambar
Kosu', budaya menghadiahi deng a n uang Di Amarasi Raya, sejak dulu ada satu tradisi yang kemudian membudaya. Budaya itu adalah kosu'.  Orang menyebutkannya demikian, karena menancapkan sebatang lidi kecil yang telah dijepit dengan lembaran uang dalam nominal tertentu. Biasanya dilakukan pada saat sepasang kekasih melangsungkan upacara perkawinan/pernikahan. Pada kepala si pengantin perempuan ditancapkan lidi dengan uang di ujungnya. Hasilnya dikumpulkan sebagai hadiah kepada pasangan suami-isteri baru itu. Foto ini menggambarkan suasana gembira ketika para anggota keluarga menghadiahi pengantin perempuan dengan uang di kepalanya. Mereka akan terus menari mengitari pengantin perempuan ini setelah melakukan kosu'.

Fee-Mone: Snasaf ma Smanaf mese'; Naa' ma Naaf mese'

Pengantar   Beberapa hari yang lalu saya ikut sibuk membantu dalam urusan perkawinan adat sepasang kekasih. Saya, lantas berefleksi di dalam judul sebagaimana yang tertera sekarang ini, dan pembaca sedang membacanya. Saya menuliskannya dalam Bahasa Timor-Amarasi, dan terjemahannya secara harfiah dalam Bahasa Indonesia seperti ini: suami-isteri: satu napas-satu roh; satu darah-satu garis keturunan. Judul ini saya pertahankan untuk tidak diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia karena kandungan maknanya. Namun saya harus dan berkewajiban memberitahukan artinya dengan menerjemahkannya menjadi suami-isteri: senapas-seroh; sedarah-seketurunan. Bersuami dan beristeri (Amarasi:: fee-mone; mafe'e-mamone' ) menjadi salah satu dambaan mayoritas insan manusia. Seseorang pemuda akan menjadi suami bila telah mengambil seorang gadis terpilih menjadi isteri, dan seseorang gadis akan menjadi isteri bila ia telah menerima dan mengakui seseorang pemuda sebagai suaminya. Perkawinan bukanlah

Litani Panen (dalam bahasa daerah Amarasi)

Koi Ama' Uisneno. Ama' Athoen neno-tunan, Sonaf Tetus In Uisn am In Tuan. Hai mfonat amtaam meit mtean Ho humam ma Ho matam akninu' naan, tua. Hai arkai et asiat-anabit ma koro-manu kai, hai meik pena'-maka' ma uki-noah. hai arkai meik sin fu'-fu'an ma ba-baun ein. Hai mait ma msee' meik sin na'kon rene ma po'on re' hai mseen ma mroe sin. Hai mipeni 'be'if-ma'tanif mi'ko Ho kuum, koi Ama' Uisneno, Sonaf Tetus In Uisn am In Tuan. Hai meik sin ntaman meu uim buat kninu' maans ii nmaeb re' ia. Hai misaeb sukur ma makasi natuin rais manekat na'ko Ho kuum, tua. Hai mimaeb om oras hai mtae miit saa' re' hai mait meik sin naheun nok rahi ma oe metan, ai' kro-kroef ma per-pero. Mukninu' maan sin, msium ma mtoup maan sin, koi Ama' Uisneno, Ama' Athoen neno-tunan Terjemahan Ya Allah, Tuhan Bapa berkelimpah

Hoax, bully, madu dan kerbau

Hoax, bully, madu dan kerbau Menakar waktu, mendulang hari. Menjulang gunung, menjunjung langit. Siapa dapat memenjarakan angin? Hoax bertabur fitnah akan dipetik. Beribu bintang bertebaran di langit, Awan-gemawan terbang di bawahnya. Adakah selebriti dan jenderal menggapainya Bila berujar saja bully nan ejek menyertainya. Bunga di padang kembang berkumbang. Sumber manis alam nutural. Siapa suka menebar kebajikan? Laksana madu ketamuan kumbang. Kerbau berkubang, lumpur berjorok. Tahu jelek tetap dilakoni. Ajaiblah insani meniru kerbau. Mengetahui buruk, masih   didramakan. Heronimus Bani Diterbitkan juga oleh infontt.com 03 Pebruari 2017

Bacalah! Tulislah! Karena besok kamu ...

Bacalah! Tulislah! Karena besok kamu ...   Hai Sobat, Kamu masih waras, bukan? Ambillah buku bernas, bacalah! Kamu melek aksara, bukan? Tengoklah literatur, bacalah!   Hai Sobat, Kamu tidak gagap, bukan? Berpendapatlah secara terbuka, jujur dan jentelmen. Kamu mengenal aksara, bukan? Menulislah!   Hai sobat, Gores dan guratkan idemu biar berprasasti. Selagi masih siang lakukanlah! Bila kelak sudah di balik keranda jenazah, Siapa membongkar gagasanmu?   Menulislah! Karena besok kamu akan mati! Beta ju bagitu, ma nanti dolo ! Heronimus Bani first published on www.infontt.com; 2017/01/19