Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 23, 2016

Menikahi Suka dan Duka

Menikahi Suka dan Duka [1] (Heronimus Bani) 1.        Pengantar Dalam suatu kesempatan mengantar pengantin yang sudah diresmikan perkawinan mereka melalui upacara agama dan pencatatan perkawinan menurut Undang-Undang, saya mendapat kesempatan berbicara. Ketika itu saya menerjemahkan ungkapan adat Amarasi Raya yang   berbunyi, noon reko – noon re’uf of hanaf ma beno ntean kit. Kata kunci dari ungkapan ini ada pada frase pertama yaitu noon reko – noon re’uf. Terjemahan lurusnya adalah pesta baik/bahagia maupun pesta tidak baik (maksudnya kedukaan). Dari ungkapan ini ternyata bila dipersepsikan lebih lanjut secara terbuka ternyata ada suka-duka yang akan dialami ketika sepasang kekasih menjadi suami-isteri. Suka-duka itu tidak berhenti untuk dialami oleh mereka saja, tetapi akan melibatkan keluarga-keluarga para pihak yang terlibat dalam mengurus perkawinan itu. Kembali ke paragraf pertama. Ketika itu saya mengatakan, sesungguhnya ketika kami berada di sini, kami mengantar