Pergi Untuk Selamanya

Pergi untuk Selamanya

 

Siapa menduga begitu cepat. Seorang guru, rekan kerja, teman, dan motivator bagi siswanya. Ia pergi meninggalkan duka yang mendalam. Ia pergi meninggalkan kesan-kesan mendalam pada keluarga, rekan, kerabat dan handai taulan.

Itulah sebabnya duka menyelimuti wajah dan relung hati. Sang guru telah berjasa selama tiga puluhan tahun di Sekolah Dasar Inpres Buraen.

Kenangan yang dipatri dilantunkan dalam sebait puisi

Ibu…
Ibu ,…

Siapa menduga kabar duka,
Siapa menyangka berita buruk.

Ibu…
Ibu…

Kami mengetahui sakit ragamu,
Kami menyadari keletihan tubuhmu.

Ibu…
Ibu …

Olah pikir dan olah gerak,
Rasa diraga, indah di gerai
Sorak berkemenangan,
Bangga berpuncak.

Ibu…
Ibu…

Hari ini …
Kami tak lagi melihatmu.

Hari ini …
Kami tak lagi menyapamu, Ibu…
Kami melepas kepergianmu,
Jasamu terkenang,
Budimu terpatri,
Dedikasimu mulia.

Selamat jalan, ibu …

Terima kasih hanyalah kata,
 
Tuhan melayakkanmu di sisi-Nya.

Puisi yang mengantar kepergiannya ini dibacakan dua orang siswanya.
 

 

 

herobani68@gmail.com  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Koroh natiik Maria

Beragam Istilah mengurus Perkawinan Adat di Amarasi Raya