Markus Berinjil



Markus Berinjil


Tengah malam ini, aku duduk di sini sendirian. Kupikir, benarkah aku sendiri? Aku baru saja selesai membaca seluruh kitab Markus yang 16 pasal. Aku tidak sendirian. Ada lima orang awam turut membaca dan mendiskusikannya. Ada pula dua orang lagi yang telah menyiapkan materinya. Materi itu disiapkan dalam bahasa daerah. Wao… mengapa duduk melamun sendiri? Bukankah masih ada enersi dan dayamu yang lebih kuat dari apapun?

Markus telah menginjili 8 orang dalam enam hari. Pasal demi pasal kami baca dan diskusikan. Istilah demi istilah, diksi, frase, kata kunci, satu pokok kalimat, anak kalimat, hingga paragraf. Oh, indahnya penginjilan dalam bahasa sendiri.

“Lho, mengapa dalam bahasa daerahmu? Bukankah kitab suci sudah ada bahasa nasional dan bahasa internasional?” bisik Penggoda.

“Ya. Benar! Kitab Suci kami telah diterjemahkan ke dalam bahasa nasional di semua negara dan juga bahasa internasional. Tapi, Yesus mengatakan, ‘pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku… dan ajarlah mereka… ‘.” Jadi, untuk mengajar mereka, diperlukan bahasa yang tepat, bukan bahasa yang masih harus dipelajari. Lalu, bahasa yang tepat itu adalah, bahasa dari para pengguna bahasa itu sendiri, yaitu bahasa daerah.” Begitu jawabku pada si Penggoda.

“Akh… kamu mengada-ada. Bahasamu, kurang gaul. Bahasamu tidak punya system ejaan dan lain-lain yang linguistik. Mengapa kamu paksakan?” kata Penggoda.

“Aku tak akan peduli padamu. Satu hal yang pasti, jika bahasa dalam Perjanjian Lama dimana Tuhan menyerakkan umat manusia dengan mengacaukan bahasa, maka dalam Perjanjian Baru, bahasa menjadi berkat. Berkat untuk berkata-kata dengan orang lain dalam penginjilan, dan dengan Tuhan. Maka, bahasa daerah kami, tepat untuk dipakai dalam terjemahan kitab suci. Lalu, kami memulainya dari Injil Markus.” Begitulah penjelasanaku pada si Penggoda.

Si Penggoda pun pergi. Aku menuju pembaringan dengan mengucap syukur pada Yesus Tuhanku. iuDia-lah Firman Hidup itu sendiri. Dia-lah Kata-Kata Yang Memberi Kehidupan. Dia telah memberi hikmat-Nya. Kami telah belajar selama 6 hari pada seluruh Injil Markus yansg diterjeemahkan dalam Bahasa Amanuban di Timor Barat. Puji Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati pekerjaan ini hingga tuntas.





By: Roni Bani



Oenasi-So'e, 17 Februari 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Lopo dan Maknanya

Koroh natiik Maria