Awalnya Bisik-bisik Akhirnya Bising-bising
Awalnya Bisik-bisik Akhirnya Bising-bising
Pdt. (emr) Semuel V. Nitti, M.Th, berkenan menghadiri seremoni maso minta sepasang kekasih di desa Manulai 1, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT. Ia seorang mantan anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan juga pernah menjadi bagian penting dari ziarah Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor. Kehadirannya sebagai anggota rombongan dari keluarga Bani-Ratu Edo yang akan melaksanakan seremoni maso minta ini. Sang Pendeta Emiritus ini diminta secara khusus oleh rekannya yang juga seorang Pendeta Emiritus. Ia menyampaikan nasihat yang sangat bernas walau terasa bagai guyon belaka.
Ia memulai dengan menyapa para pemangku di desa dan di dalam institusi keagamaan dalam desa Manulai 1. Selanjutnya bagai mengabsensi para pemangku, ia menyebut beberapa orang yang sedang mengemban tugas sebagai anggota presibiter, baik dalam fungsi sebagai pendeta, penatua atau yang pernah menjadi penatua, katanya,
"Saya agak gugup. Saya bicara ini di depan para pendeta. Jimmy, anak seorang pendeta. Welmi anggota Majelis Jemaat. Kepala Desa, anggota Majelis Jemaat dalam tugas Wakil Ketua Majelis Jemaat. Jubir dari pihak keluarga perempuan, seorang ibu yang pernah menjadi anggota majelis jemaat. Jubir dari pihak keluarga laki-laki, seorang anggota majelis jemaat. Jadi, kalau saya mau memberi nasihat kepada pengantin adat malam ini, saya mau omong apa lagi. Pendeta sudah selesai bicara, kepala desa sudah, menasihati. Tapi, saya mau bicara begini:
Ketika kita masih muda begini, kita bicara bisik-bisik saja pun akan aman-aman saja. Contoh, suami diminta pulang dari kota singgah di pasar membeli sesuatu. Pasti dilakukan. Tetapi waktu akan terus berjalan maju, dan suatu ketika akan sampai di titik waktu dimana bukan lagi bisik-bisik... Kita perlu bicara ulang-ulang baru terdengar. Tetapi, kadang kala yang didengar itu pun masih keliru atau salah pelaksanaannya."
Ia memberikan sambungannya, dengan bertanya,
"Bagaimana dengan yang sudah tua-tua ini, begitu ko?"
Semua yang mendengar tersenyum saja. Benar adanya. Masa bisik-bisik ketika masih muda, ketika memulai ziarah rumah tangga, bisik-bisik saja pun akan jadi dalam perwujudannya secara baik. Ketika ziarah rumah tangga termakan waktu, bisik-bisik tidak lagi berlaku. Makin runyam, makin susah. Maka masa yang demikian itu kiranya akan menjadi masa bising-bising. Bising-bising antara suami-isteri yang sudah menjadi kakek-nenek.
Koro'oto, 14 Mei 2022
Mantap
BalasHapusKeren bermakna sekali nasihat ini
BalasHapusPerlu di contohi olh qta" agar sll ap yg baik tdk blh di lupakn ttp ber - ulang" x utk di ucapkn
BalasHapusTrll mantaap sdr JBU
Mungkinkah bising² itu karena telah mencapai titik jenuh?
BalasHapusSegala sesuatu ada titik jenuhnya. Tp dalam hal berumahtangga semoga tidak ada istilah titik jenuh. Hahaha.