Telur

Setiap orang mengenal telur dengan baik. Jenis binatang yang bertelur sudah diketahui pula yaitu unggas. Namun ada juga binatang melata yang bertelur. Penyu, buaya, ular, tokek, cecak sebagai contoh binatang bukan unggas yang juga bertelur. Satu media online, kulinologi.co.id memberikan informasi tentang jenis-jenis telur yang dapat dimanfaatkan untuk penyajian makanan yang nikmat, sehat dan bergizi.
Saya tidak masuk ke area itu. Saya lebih memperhatikan nilai yang dapat diambil sebagai pelajaran berharga bagi kehidupan.
Setiap telur adalah bakal calon makhluk hidup baru. Apakah ayam, burung, bebek, angsa, penyu, buaya, ular, tokek, cecak. Perlakuan terhadap telur berbeda antara satu jenis binatang dengan lainnya. Jenis unggas mengerami, membolak-balik sampai menetas dalam satuan waktu tertentu. Penyu tidak mengerami. Buaya, ular, tokek dan cecak pun tidak mengerami. Walau begitu, makhluk hidup baru akan muncul dalam satuan waktu tertentu untuk melestarikan jenis masing-masing.
Ayam betina mengerami telurnya. Ia menghangatkannya siang-malam. Ia tidak membiarkannya untuk disentuh pengganggu. Bandingkan pula dengan burung merpati. Burung merpati bertelur hanya 2 butir saja. Merpati betina dan jantan mengerami 2 butir telur itu secara bergantian. Penyu membenamkan telur-telurnya di dalam lubang pasir yang digalinya di pinggir pantai. Tokek dan cecak menyembunyikan telurnya dengan menempelkan secara keras di tempat dimana ia bertelur. Masih banyak contoh cara yang dipakai untuk menjaga keamanan telur dari jenis binatang yang berbiak untuk mempertahankan jenisnya dengan cara bertelur. Seluruh cara atau teknik itu dipakai karena telur sangat rentan dengan "musibah". Ia mudah pecah. Jika sudah retak, dengan apa ia akan diutuhkan kembali. Jika sudah pecah cara apapun tidak akan berhasil mengutuhkan kembali telur itu, yang artinya telah tidak ada satu makhluk hidup baru pelestari jenisnya.
Makhluk manusia, mari belajar dari para binatang yang berbiak dengan bertelur. Mereka begitu peduli pada kehidupan sehingga telur-telur disimpan, dijagai, dihangatkan, dibelai, hingga menghasilkan makhluk baru. Manusia melakukan hal yang kira-kira serupa, bahkan lebih lagi. Setelah sel telur dibuahi, ia akan bertumbuh hingga menjadi janin, jabang bayi, dan akan lahir sebagai makhluk manusia baru. Dalam masa itu, ia akan dijagai sedemikian rupa agar bila tiba waktunya, ia datang dalam keadaan selamat, begitu pula "kulitnya" (kandungan dan yang mengandung) pun harus selamat. Inilah bedanya telur binatang dengan "telur" yang dihasilkan manusia. Sangat disayangkan, jika sudah menjadi calon manusia baru, lalu dikuret, dibuang, disiksa, dibunuh, dan sebagainya tindakan yang tidak manusiawi.
Jika binatang mampu menjaga, melindungi, dan tindakan-tindakan ala binatang, mengapa manusia tidak bisa melakukannya? Pasti mayoritas manusia mau melakukan yang terbaik untuk buah hati mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Koroh natiik Maria

Beragam Istilah mengurus Perkawinan Adat di Amarasi Raya