Astronomi Masyarakat Adat Amarasi Raya

By: Heronimus Bani

Ketika ibadah natal di sekolah, saya diberi kepercayaan untuk memimpin khotbah bernuansa pendidikan. Saya pikir susah juga, tetapi teman guru yang mengasuh mata pelajaran agama memintanya lagi, saya menyanggupinya.
Ibadah natal dihadiri oleh siswa kelas 1 - 9  (SD-SMP), para orang tua dan guru. Tema ibadah natal ini mengikuti tema nasional Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah.
Saya  tidak menyitir tema itu dalam renungan yang saya antarkan, tetapi mengarahkan para siswa dan peserta ibadah natal pada pengetahuan tentang perbintangan.
Setelah membaca bagian dari Kitab Suci (Alkitab) yang mengisahkan tentang perjalanan para majus dari timur dengan petunjuk bintang, saya mengajak para peserta ibadah untuk merenungkan perjalanan panjang para majus dan segala akibat dari perjalanan itu yang ditemui. Tidak kurang pasti ada yang menyenangkan dan juga ada yang tidak menyenangkan. Seluruh perjalanan itu ditempuh dengan berkaki. Jika berkendaraan pun, pastilah unta atau keledai sebagai kendaraan pengangkut orang dan barang.
Nah, bintang menjadi petunjuk jalan.
Saya mencoba masuk pada pengetahuan lokal tentang perbintangan di sekitar orang Amarasi Raya. Saya menyebutkan paling sedikit ada bintang yang disebut haa' am nua, hitu', dan faif nome. Ketiga macam bintang ini muncul dan dijadikan wahana pemberi tanda kepada para orang tua pada masa lampau tentang suatu siklus alam. Siklus yang memberi tanda bahwa sudah saatnya untuk memulai usaha berladang. Siklus yang mengabarkan bahwa pada musim tanam tahun ini akan memperoleh hasil yang banyak atau tidak cukup bahkan bisa gagal, dan bintang yang lain memberi informasi tentang datangnya hari baru.

Dua minggu sesudahnya, ketika beberapa orang bapak yang berkumpul dalam suatu ibadah mengucap syukur untuk hari kelahiran saya di rumah saya, saya mempertanyakan hal ihwal bintang-bintang yang saya sebutkan.
Mereka memperkaya pengetahuan saya dengan menjelaskan makna di balik kemunculan bintang-bintang itu. Haa' am nua. Ini saya sebut bintang selatan. Ada penjelasan bahwa ada 3 situasi yang dapat dilihat dari bintang-bintang ini. Bila haa' muncul sendiri, pertanda buruk. Bila nua muncul sendiri pertanda buruk. Bila kedua-duanya muncul bersamaan, maka sebaiknya mengusahakan lahan yang cukup karena panen pasti berhasil.
Tentang hitu' dan faif nome, ada kisahnya tersendiri. Bahkan secara bergurau disebutkan pula bintang yang menjadi petunjuk untuk para muda. Sayang sekali nama bintang itu sangat pornois.

 
 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Koroh natiik Maria

Beragam Istilah mengurus Perkawinan Adat di Amarasi Raya