Timor - Ndao Dalam Rajutan Benang

uminiibaki.blogspot.com
Kain tenunan dengan motif campuran orang Timor di Mollo dan Ndao

Timor - Ndao Dalam Rajutan Benang


Sebelumnya saya mesti jujur mengatakan bahwa artikel di bawah ini hanyalah satu untai persepsi. Maksudnya, saya memberi persepsi pada objek yang saya peroleh dari seorang teman. Objek itu adalah produk tenunan dimana ada perpaduan yang khas Timor dan Ndao. Dimana saya peroleh? Tenunan ini diberikan oleh seorang teman ketika kami menghadiri acara syukuran wisudanya di kampungnya yang bernama Bijaepunu' di wilayah Mollo, Timor Barat. Saya sudah lupa kapan acara itu berlangsung, namun ketika itu beberapa orang di antara kami yang hadir dihadiahi kain tenunan ini.

Saya memberi persepsi bahwa pada suatu waktu pada masa lampau, ada orang Ndao yang didatangkan atau datang sendiri ke pulau Timor. Mereka membawa ketrampilan sebagai pengrajin perak (laki-laki) dan penenun (perempuan).

Orang Timor menyebut orang Ndao dengan sebutan Laos atau Raos. Kehadiran orang dari etnis Ndao di Pulau Timor (Pah Meto'), mungkin dapat dihubungkan dengan akibat Perang Termanu. Sesudah perang Termanu, Kompeni membawa maneleo beserta pemuda-pemuda tangguh dari Rote-Ndao untuk membantu mereka di Timor.

Para maneleo yang dibawa ke Timor membantu Kompeni untuk memerangi Pah-pah di Timor yang dipimpin para Uispah dan "Dewan Amaf" di setiap wialyah ke-usif-an itu.  Hasilnya nampak pada Perang Penfui dimana Amarasi sebagai leader untuk para usif dan amaf, akhirnya dikalahkan. Sesudah itu, para maneleo dan pengikutnya tidak dikirim kembali ke Rote-Ndao. Mereka disebar ke sepanjang pantai dari kota Kupang hingga Sulamu.

Maka, selanjutnya orang Rote dan Ndao mulai bersentuhan dengan orang Timor. Orang Ndao masuk ke pedalaman dengan kerajinan perak dan tenunan. Ketika sebahagian orang Ndao tiba di Mollo, mereka memilih menetap. Mereka "menciptakan" budaya baru dalam lingkungan dan lingkaran kehidupan orang Mollo.

Menurut cerita di desa Laob yang pernah kami kunjungi, sebahagian keturunan dari orang Ndao di Mollo, mereka sudah lupa nama leluhur mereka. Maka, mereka menggunakan nama Laos sebagai nama keluarga.

Adanya tenunan yang menggabungkan motif dari dua etnis ini sebagai bukti bahwa antara etnis Timor dan Ndao di Mollo sudah merupakan satu kesatuan yang terintergrasi dalam budaya baru khas mereka.




Catatan:
Dalam tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan pemerintahan pada masa lampau, nama bentuk pemerintahan saya menggunakan istilah ke-usif-an dibandingkan kerajaan. Mengapa? Saya pikir, perlu ada sosialisasi tentang jabatan Uispah atau Usif di Timor, dimana wilayah pemerintahannya disebut Pah. Oleh karena itu saya merasa perlu menyebut wilayah itu sebagai ke-USIF-an.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Koroh natiik Maria

Beragam Istilah mengurus Perkawinan Adat di Amarasi Raya