Terlupakan dalam Urusan Pernikahan


Aih... ada apa ini?

Saya sudah menulis sebelumnya tentang nikah massal nikah miskin, sisi positif dan (mungkin sedikit) sisi negatifnya. Beberapa orang telah membaca, ada yang menyukai dan terlebih lagi telah memberikan komentar dan diskusi mengenai hal itu.

Saya teringat akan satu hal yang biasanya terjadi dalam urusan pernikahan/perkawinan, yaitu, Panitia Penyelenggara Resepsi. Ada beberapa oknum yang dianggap mempunyai peran penting dalam kepanitiaan yang dibentuk seperti dadakan pada acara apa yang disebut pica bok. Orang di Pah Amarasi menyebutnya, hirik pika'-sono'.

Tulisan ini tidak menyebut semua yang terlibat dalam panitia, kecuali menyebutkannya sambil lalu saja, di antaranya urusan dapur yang menggunakan istilah ibu dapur atau mama dapur.
Sang ibu dapur sudah harus dapat menghitung besaran anggaran yang dibutuhkan, jenis menu yang akan diolah dan disajikan, jumlah orang yang akan menikmati, dan menaruh rasa kuatir atau percaya diri akan suksesnya acara resepsi perkawinan/pernikahan. Mengapa? Menu dan sajiannya, pelayanannya pada para tamu undangan akan memberi nilai istimewa pada pasangan mempelai dan orang tua mereka atau sebaliknya tetamu undangan pulang dengan kesan yang ... .

Masih di area dapur resepsi pernikahan/perkawinan. Di Pah Amarasi ada petugas-petugas yang disebut Araun, tugasnya mengurus sedemikian rupa sehingga persediaan daging cukup. Ia harus dapat memastikan dan meyakinkan tuan/puan pesta bahwa daging yang tersedia jumlahnya telah cukup dan jitu. Semua petugas dapur akan menikmati sisa-sisa setelah semua tamu, tuan/puan pesta menikmati. Ketika itu daging pun akan habis di haar sisi.

Di dapur ada orang yang tugasnya membersihkan perlengkapan makan-minum. Petugas cuci piring. Saya pernah menjalani ini sebagai ketua seksi cuci piring. Pengalaman ini saya coba tulis di sini. Ketika itu saya menyusun anggota agar bertugas khusus, tiap orang dengan satu jenis barang. Ada petugas cuci gelas, cuci sendok, cuci piring mangkok, cuci piring ceper, cuci baskom, dan terakhir cuci periuk dan cuci kuali/tacu. Lalu sua orang khusus untuk mengeringkan (lap piring gelas sendok). Jadi tidak ada yang diam sambil panggang api. Di pedesaan, tugas seperti ini tidak dilakukan oleh ketua seksi cuci piring. Siapa saja yang menjadi anggota, mereka berkumpul dan ramai-ramai main air.

Sekarang, coba cek di album foto para pengantin yang resepsinya sederhana hingga yang mewah. Berapa banyak pengantin yang menyimpan foto orang-orang di dapur?

Petugas penerima tamu, dipastikan ada wajahnya. Petugas penjemput makan, pasti ada wajahnya walau dijepret secara tidak sengaja karena fokus pada orang lain. Petugas penyaji sirih-pinang (mapua') ada wajahnya karena ketika orang-orang terhormat duduk di barisan depan, mereka akan mendapatkan sajian tempat sirih-pinang oleh petugas Apua'.

Akh...

Tulisan ini apalah artinya. Semua yang sudah pernah menikah dan yang akan menikah, ketika berencana mengumpulkan keluarga untuk memeriahkan resepsi di rumah (bukan di resto atau hotel), adakah yang memesan fotografer untuk memotret asonet, araunat, asaef pika'?

Bagitu su... selamat sore.


Heronimus Bani
Koro'oto-Pah Amarasi, 5 November 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Koroh natiik Maria

Beragam Istilah mengurus Perkawinan Adat di Amarasi Raya