Sopan di depan Petinggi Negeri

oleh: Heronimus (Roni) Bani

Sopan di Depan Petinggi Negeri


Sekedar Awalan

Hari ke-8 kami sedang ada dalam tugas membaca, mengoreksi ejaan, membahas hal-hal yang menurut awam dan pembina patut diperhatikan oleh tim konseptor naskah. Tugas kami dalam tim seperti itu yang sedang kami lakukan pada naskah Cerita Yusuf dalam Kitab Kejadian. Rasanya tugas itu ringan, tetapi bila membahas ayat per ayat dan masuk dalam pengetahuan teologi,sosiologi, dan linguistik misalnya, itu sungguh bukan tugas mudah dan murah. 

Kitab Kejadian masuk dalam proyeksi untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Amanuban oleh Unit Bahasa dan Budaya GMIT.

Hari ini saya mencatat kata-kata yang biasanya dipakai masyarakat Banam (Amanuban) untuk menyapa petinggi secara sopan. Hal yang mirip ada juga di kalangan masyarakat Pah Amarasi.

Kata yang Sopan di Depan Petinggi Negeri

Banyak hal harus mendapat perhatian bila menghadap usif, uispah di sonafnya. Masyarakat harus memperhatikan sikap dan tata laku, serta tata tutur. Pada tulisan ini saya mencatat kata yang khusus untuk memulai percakapan dengan petinggi negeri (usif, uispah). Kata-kata yang dipakai itu akan diterima sebagai tata tutur dan sekaligus tata laku yang sopan.
  • baisenu ~ baisenut
  • siti' 
  • toit sona'
  • puu'
Empat kata ini bila dipakai oleh subjek orang pertama tunggal akan menjadi nampak seperti ini
  • au 'baiseun 
  • au u'siti'
  • au 'toit sona'
  • au u'puu'
Keempat kalimat pendek itu sama maksudnya, meminta izin untuk berbicara. Ketika mengucapkan kata-kata itu, biasanya diikuti dengan menadahkan tangan di depan bibir. Tindakan simbolik itu hendak menggambarkan bahwa orang yang akan berbicara, liur dan hawa yang keluar dari mulutnya tidak boleh sampai memercik muka/wajah usif/uispah. Aroma yang keluar dari mulutnya tidak boleh sampai di pembauannya (hidungnya). Ini tata tutur dan tata laku sopan di dalam istana.

tanda /'/ di depan kata kerja dan lambang bunyi /u/ keduanya merupakan imbuhan (prefiks) yang menunjuk pada subjek yang orang pertma tunggal.

Bagaimana jika orang kedua, ketiga tunggal, serta jamak?

Pembentukan kata akan menjadi seperti di bawah ini:

  • ho mbaiseun
  • ho mu'siti'
  • ho mtoit sona'
  • ho mu'puu'
Tetapi jika orang menggunakan kalimat itu, tidak dalam rangka menghadap usif. Sebab yang boleh berbicara dengan usif selalu orang pertama tunggal dan ketiga jamak, hai.

  • hai mbaiseun
  • hai mi'siti'
  • hai mtoit sona'
  • hai mi'puu'
Rombongan orang (tim) yang bertemu dengan usif, akan ada keterwakilan sebagai mafefa', jubir. Ketika mafefa' berbicara, ia mengatakan, hai...maka kata kerjanya mendapat awalan/imbuhan am- atau m- 


Begitulah sedikit penjelasan yang tidak secara utuh menyeluruh. Kiranya menolong

Koro'oto, 12 Juni 2020





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Lopo dan Maknanya

Koroh natiik Maria