Naa' dan Naaf dua kata Bahasa Amarasi beda Makna

 

Sumber: https://www.liputan6.com/

Dalam satu kesempatan berbicara di muka umum (walaupun jumlahnya tidak lebih dari 50 orang); saya mengucapkan satu kata dalam Bahasa Indonesia. Kata itu yakni: darah. Selanjutnya saya sampaikan bahwa dalam Bahasa Meto'-Amarasi ada dua versi kata untuk satu terjemahan untuk kata darah. Dua versi kata itu yakni naa' dan naaf ( /aa/ disebut vokal rangkap, diucapkan lebih lama/panjang).

Mereka yang mendengar dua istilah yang saya gunakan dengan tambahan himbauan, terlihat menggangguk-angguk. Mereka yang mengangguk terlihat berumur rerata di atas 60 tahun. Himbauan saya sederhana, dalam bahasa Amarasi

Mi'uab amko-koetan natuin naa' re' nat'oop. Amko-koetan amsa' natuin sufaf na'ko atupas naan, (terjemahannya, bicarakan secara hati-hati dalam hikmat berhubung telah terjadi pertumpahan darah. Bicaralah secara berhati-hati dalam hikmat pula karena ada keturunan dari (dia) yang sudah meninggal itu).


Naa' ~ Darah

Jika anggota tubuh tergores sedikit saja dan putus sel-sel tertentu, maka dipastikan akan berdarah. Darah yang terlihat itu berwarna merah hati (merah gelap), dan menghitam pada akhirnya bila tercurah di permukaan tanah. 

Orang tidak akan tega membiarkan hal ini. Segala daya diusahakan agar darah berhenti mengucur. 

Jika sedikit saja darah mengucur, orang sudah berupaya untuk menghentikannya, tentu dalam jumlah besar orang akan lebih menghendakinya agar segera tertolong. Mengapa?

Darah yang yang terus mengucur tanpa kendali, mengancam kehidupan orang itu. Ia akan kehilangan darah dalam jumlah besar, dan pada titik waktu tanpa pertolongan, orang itu akan tewas/meninggal.

Dalam dunia kesehatan, cairan darah sangat diperlukan untuk menolong orang yang kekurangan darah di dalam tubuhnya. Darah manusia digolongan dalam Golongan darah A, B, AB dan O; Dalam golongan-golongan yang demikian, ketika dibutuhkan, orang dapat mendonorkan darah segar dari tubuh yang sehat kepada pasien yang membutuhkan. Sangat manusiawi.

Darah tercurah (mengalir, muncrat) dapat terjadi karena:

  • luka (lecet, tertusuk duri, tersayat pisau, dll)
  • tebasan dengan benda tajam hingga luka besar dan putus
  • tusukan dengan benda tajam hingga lubang dan mengerat sel dan urat

Akibatnya:

  • luka biasa dapat disembuhkan
  • luka besar mungkin saja dapat disembuhkan dan atau justru tewas
  • luka (lubang) darah mengalir dari sana dan mungkin saja akan tewas

Bila hewan/ternak disembelih untuk kepentingan kebutuhan protein, berbeda dengan manusia. Sekalipun para penyayang binatang pun tidak rela menyaksikan penyembelihan hewan/ternak.

Darah ada manfaatnya pada upacara kurban. Darah seekor ayam jantan (merah), seekor kambing jantan (dengan warna bulu misalnya, hitam total atau merah total); babi jantan dan sapi.

Darah dari hewan/ternak kurban menjadi sarana penebusan pada orang yang melakukan upacara kurban bersama keluarga dan komunitasnya.


Naaf ~ Darah 

Istilah naaf artinya darah. Ada perbedaan, naaf dengan naa' dalam hal faktual. Naaf tidak terlihat secara kasat mata. Hal ini berhubungan dengan silsilah (patriakh atau matriarkh). Secara umum masyarakat Atoin Meto' menganut patriakh ~ garis keturuna bapak/ayah. Maka naaf yang dimaksudkan yakni nama marga/klan/nono/nonot dipastikan mengikuti garis keturunan bapak/ayah.

Dalam wilayah tertentu di kalangan orang Timor ada pembagian jatah untuk menyandang nama klar/marga agar nama dari garis keturunan ibu/mama tidak hilang.

Di dalam masyarakat sering terdengar kalimat pendek naaf ii npeo' ~ artinya silsilah keluarga sedang menuntut. 

Kalimat ini biasanya disematkan pada orang-orang yang sedang menyandang nama marga/klan yang belum sesuai ayahnya atau ibunya.



Kira-kira demikian. Terima kasih. Semoga bermanfaat.


Umi Nii Baki-Koro'oto, 2 Maret 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Koroh natiik Maria

Beragam Istilah mengurus Perkawinan Adat di Amarasi Raya