Keramahan atau Kemarahan

Keramahan atau Kemarahan


Apakah saudara terprovokasi dengan judul ini? Apa tujuan penulisnya dengan menempatkan permainan kata ini?

Terus terang saya kagum pada pembangunan infrastruktur yang digadang dan digelorakan secara amat cepat oleh pemerintah masa ini. Saya tidak sedang ada dalam nuansa politik praktis, tapi mata ini tak mungkin tertutup pada bangunan-bangunan megah dan wah seperti gambar ini. Padahal, itu Puskesmas. Bagi saya yang awam, kelihatannya puskesmas sebagai salah satu fasilitas kesehatan (faskes) yang disediakan pemerintah khususnya bangunannya, tidak lebih baik dari ini, entah di tempat lain. Tapi, di Timor, kira-kira ini sudah amat baik. Di Amarasi Raya, ada dua bangunan faskes yang seperti ini. Lalu, apa hubungannya dengan judul ini?

Saya cari tahu, apakah ada frase dalam bahasa lain yang mirip dengan cara orang Indonesia memberi nama pada faskes-faskesnya?

Ada sejumlah nama/istilah pada faskes di Indonesia: Rumah Sakit, Balai Pengobatan, Puskesmas, Pustu, mungkin ada yang lain lagi. Semua ini sifat pelayanannya sama, melayani orang yang dibawa ke sana dalam kondisi sakit sambil berharap penanganan medis yang bermuara pada sembuhnya si orang sakit yang disebut pasien itu.

Dalam Bahasa Inggris, hospital. Hospital diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan frase Rumah Sakit. Padahal, pada kata hospital ada sifat di dalamnya yaitu hospitality, yang artinya ramah, ramah-tamah, keramahtamahan. Dengan begitu, mungkin perlu orang menyadari bahwa seseorang yang sedang mengalami sakit tubuh, mentalnya perlu mendapatkan pelayanan pula.

Bagaimana mengobati yang bersifat mental. Caranya adalah keramahan. Apakah pelayan-pelayan di faskes selama ini tidak ramah?
Dalam blog http://student.blog.dinus.ac.id/auliadina/  terdapat  dua artikel berikut ini:

  • http://staff.ui.ac.id/system/files/users/hasbulah/material/rumahsakitperjansalahkaprah.pdf
  • http://staff.ui.ac.id/system/files/users/hasbulah/material/rumahsakitperjansalahkaprah.pdf

Artikel pertama menjelaskan tentang salah kaprahnya masyarakat terhadap layanan rumah sakit termasuk para petugas di dalam rumah sakit itu sendiri. Mereka kurang mengedepankan aspek kemanusiaan. Dokter senior di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri semestinya adalah dokter yang melayani pasien di rumah sakit universitas itu secara profesional. Menurut penulis blog ini, dokter senior justru menyiapkan waktu yang cukup di rumah sakit swasta. Mengapa?

Artikel kedua membandingkan layanan para petugas di faskes milik pemerintah dengan faskes yang dibangun oleh pihak swasta. Secara umum, keduanya sama yaitu melayani masyarakat yang datang dalam kondisi sakit sehingga membutuhkan perawatan agar mencapai kondisi sehat seperti sebelum ia sakit. Namun, cara pelayanan sering berbeda. Rumah sakit swasta mengedepankan kepuasan layanan pada pasien sebagai konsumen. Maka, sikap ramah-tamah; keramahan menjadi fondasi mereka.

Itulah sebabnya, bila ada rumah sakit swasta di satu kota, masyarakat kelas menengah ke atas yang mengalami sakit, akan memilih rumah sakit yang seperti itu.

Dengan begitu, nampaknya Rumah Sakit dan faskes milik pemerintah disediakan hanya untuk masyarakat kelas bawah. Jika ada faskes pemerintah yang melayani masyarakat kelas menengah ke atas, maka ruangannya pun tentu dipisah (Kelas I, VIP, VVIP, paviliun). Di tempat-tempat seperti ini, keramahan berlaku.

Lalu mereka yang berada di kelas II dan III bagaimana? Kemarahan hampir selalu muncul di sana?? Berkali dan berulang anggota masyarakat berkisah tentang penerimaan di ruang IGD ketika pasien dibawa masuk oleh anggota keluarga. Marah. Para petugas akan mengucapkan, "Sudah begini, kamu datang!" atau "Mengapa tidak kemarin-kemarin?" atau "Kamu pikir kami di sini malaikat?"

Kalimat-kalimat seperti ini dan mungkin lainnya lagi akan diterima saja oleh anggota keluarga yang mengantar pasien.

Tengoklah wajah dan air muka para perawat. Adakah kenyamanan pada wajah mereka ketika melayani pasien di kelas II dan III?

Mari, melayani dengan hati. Kita dapat memoles bangunan indah dan megah. Kita perlu poles layanan pula. Petugas yang ramah menyejukkan dan menyegarkan jiwa dan raga. Perawatan dan pengobatan akan memberi dampak pada kesehatan apabila ada keramahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Lopo dan Maknanya

Koroh natiik Maria