Diskusiku tentang kosmosnya orang Timor di Amarasi Raya (1)
Diskusiku tentang Kosmosnya orang Timor di Amarasi Raya (1)
Hari ini, Senin,tanggal dua puluh empat bulan Desember tahun dua ribu delapan belas. Pada pagi hari, ketika saya merasa harus mengistirahatkan pikiran, ternyata tidak boleh. Seorang mahasiswa program studi Tenun Ikat mendatangi rumah saya. Ia ditemani ibunya. Ia memohon agar dapat berdiskusi dengan saya tentang beberapa hal sehubungan dengan tugas yang diterima dari dosennya.
Mula-mula secara bergurau saya sampaikan kalau saya hendak meliburkan pikiran dan ide. Tapi, apa boleh buat. Prinsip loteng harus terus membagi isinya dan digantikan yang baru dan segar tetap saya pegang. Maka, jadilah kami berdiskusi.
Lalu, si mahasiswa mulai dengan pertanyaan Kosmologi. Wah, satu ilmu pengetahuan baru bagi saya. Saya pernah mendengar istilah itu. Kosmos, segala sesuatu yang tentang alam. Kosmologi, pastilah ilmu tentang alam semesta. Si mahasiswa bertanya, kosmologinya orang di kampung kami. Saya tidak boleh menjawab seperti permintaannya. Jika boleh harus seluas-luasnya pulau Timor sebagai contoh, menurut saya. Jadi, segala hal seluk-beluk pengetahuan orang Timor tentang alam semesta. Lalu saya mulai secara spiralis menjelaskan tentang dunia sekitar kampung kami. semakin meluas ke dunia sekitar dan lebih luas lagi tentang orang Timor atau yang dikenal sebagai suku Atoni' yang mendiami Pah Meto'.
Orang Timor (atoni' pah meto') mendiami pulau ini dengan segala keunikan di dalamnya. Kepercayaan akan keterhubungan dengan alam sekitarnya sangat kuat. Pada masa lampau orang Timor mereka menyembah pada roh para leluhur yang tinggal menetap di balik batu dan pepohonan (fatu bian hau bian) atau yang naik ke langit (nsae neon). Di sana mereka hidup dalam roh yang melihat dan mengawasi kehidupan di dunia fisik orang-orang yang masih hidup. Manusia yang sudah menjadi roh itu akan kembali (reinkarnasi) pada anak-anak yang lahir kemudian. Maka, ketika seorang anak lahir dan dalam beberapa hari ia terus-menerus menangis, hal ini diyakini sebagai kesalahan atau kekeliruan dalam memberikan nama pada anak itu. Ketika menyebut nama orang yang telah menjadi roh di balik sana, dan roh itu setuju, diyakini bahwa anak itu diam, tersenyum, menyusui pada ibunya, tersenyum, itu terjadi karena roh itu telah setuju dengan nama itu. Roh itu sendiri sudah datang dan merohi anak itu. Ia lahir kembali (reinkarnasi). Itulah pengetahuan sederhana yang saya miliki tentang manusia fisik dan roh di balik sana yang terus hidup.
Orang Timor (atoni' pah meto') percaya, bahwa ada tuhan tuan, dewa, usif yang menjadi pengawal dari semua ini. Mitologi tentang asal-usul pulau Timor yang dikisahkan hubungan antara anak manusia dengan seekor buaya. Binatang melata menjadi totem bagi kepercayaan orang Timor. Buaya, ular sanca, dan roh-roh di balik sana, penguasa langit, hingga tuan atas langit dan waktu (Uisneno) dijadikan junjungan mereka. Semua ini berubah secara senyap pada masa agama semawi, agama modern dibawa masuk pada orang Timor. Mereka menerimanya secara setengah hati, antara Tuhan dan tuan atau usif.
Beberapa hal lain yang kami diskusikan, seperti tenun ikat, awal mula tenun ikat,pewarnaan pada tenun ikat dan lain-lain di sekitarnya. Akan saya tulis pada lanjutannya.
Komentar
Posting Komentar