Kosmosnya orang Timor di Amarasi Raya (2)

Kosmosnya orang Timor di Amarasi Raya (2)


Ini lanjutan diskusi yang saya coba rangkai dan urai di blog ini.

Tentang dunia di atas manusia. Dunia di atas manusia orang Timor di Amarasi Raya nampak secara kasat mata yaitu matahari, bulan, bintang, awan, langit. Semua itu tidak dapat dijangkau. Sekalipun kabut turun dan dapat dilihat mata telanjang, tetapi siapakah yang menangkap kabut? Lalu bagaimana memanjat untuk menyentuh awan, bulan, matahari, dan bintang? Maka, orang menyebut mereka dengan istilah usif ~ usi' ~ uis lalu ditambahkan sebutan benda langit itu. Kata-kata itu seperti ini: Uis Nope ~ tuan awan; usi kfuu ~ tuan bintang; uis manas ~ tuan matahari; uis funan ~ tuan bulan, dan lain-lain. Semua usif~usi'~uis' sebagaimana disebutkan ini berada jauh dalam jangkauan, sekalipun kelihatannya seperti dekat dalam pandangan.

Lalu, orang mulai membaca tanda-tanda alam dengan memperhatikan gerak semu bintang-bintang. Lahirlah istilah haa'-nua yaitu bintang selatan. Bintang-bintang tertentu dibaca dan dikompilasi dengan situasi dimana orang Timor akan berladang. Tentang kapan harus menebas hutan (kanut), kapan harus membakar (mnotus), kapan menanam (senat), kapan mengambil hasil (sekit-mnonut).

Saya pernah membahasnya di ENUS Conference dalam makalah Ethno Astronomy in Amarasi.

Kira-kira sementara demikian.

Koro'oto, 27 Des 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Koroh natiik Maria

Beragam Istilah mengurus Perkawinan Adat di Amarasi Raya