Nama Rayon dalam Bahasa Daerah khas di Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Timur

 

Sumber Gambar: https://www.sonora.id/

Nama Rayon dalam Bahasa Daerah khas di Jemaat Pniel Tefneno Koro'oto Klasis Amarasi Timur


tulisan bersambung 2c

Kata berikut yang akan diuraikan secara gamblang yakni Atuntakus

Aspek Linguistic dan Socio-Culture

Kata Atuntakus sudah menjadi kata kuno, jarang dipakai dan nyaris hilang.

Uraian kata atuntakus kira-kira seperti ini.

  • tutaa' ~ sambung topangan kehidupan
orang sulit memahami kata tutaa' yang berdiri sendiri. Kata ini bila berada dalam satu frasa atau kalimat akan dapat dipahami, walau tidak semua orang mampu mencerna secara cepat.

Misalnya, au tutaa' ka ~ terjemahan harfiahnya saya (punya) sambungan penopang kehidupan

Jadi kata tutaa' sebagai satu kata yang berhubungan dengan generasi sebelumnya. Mereka yang disebut sebagai orang tua menjadi tutaa' bagi anak, cucu dan generasi berikutnya. Setiap generasi menjadi tutaa' bagi generasi berikutnya, sehingga terjadi rantai tutaa' yang menghasilkan silsilah dalam kekerabatan terutama secara garis lurus keturunan, dan cabang-cabangnya.

Sering terdengar kalimat begini, muhiin ho tutaa' ma hena' reko artinya (kamu mesti) lebih baik mengetahui sambungan penopang kehidupanmu. 

Selanjutnya kata tutaa' dijadikan kata benda atuntakus? Mengapa bukan menjadi atutaa'as? 

Nah, ini menjadi persoalan baru.

Satu kebiasaan unik dalam cara menyajikan kalimat indah (bersifat sastra) pada kalangan masyarakat Meto' yakni menyusun kata majemuk, baik majemuk setara maupun majemuk bertingkat.

antutaa' ma antuntauk ~ an- pada kata depan itu sebagai pembentuk kata kerja; dua kata itu bersifat majemuk setara, yang artinya sama.

Antuntauk artinya suatu sifat pekerjaan/tugas yang menopang dan menyambung kehidupan dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.

  • Atuntakus
Kata ini sudah menjadi kata bentukan dari kata dasar tuntauk yang sama artinya dengan tutaa' .
Prefiks A- dan sufiks -s membentuk kata benda. Maka, kata tuntaku menjadi kata benda. Mengapa fonemnya berpindah tempat? Hal ini oleh para ahli bahasa disebut metathesis.

Jadi atuntakus yang diterjemahkan sebagai penopang, itu seperti "kayu tongkat". Ya, tetapi kayu tongkat hidup yang darinya lahir generasi-generasi baru yang pada mulanya lemah. Mereka yang lemah ditopang (ntutakub) oleh mereka yang sudah ada sebelumnya. Generasi sebelumnya terutama para orang tua dan leluhur menjadi penopang kehidupan pada generasi zaman ini agar tidak jatuh, tidak hilang, tidak keluar dari rantai kekerabatan.

Generasi zaman ini bukan tiba-tiba ada, tetapi "diadakan" oleh generasi sebelumnya dan sebelumnya lagi. Maka, mereka yang masih muda diasumsikan sebagai kaum lemah sehingga membutuhkan atuntakus pada setiap zamannya.

Aspek Ajarah/Theology

Mazmur 145:14 menulis demikian 

TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk

Memahami ayat ini secara harfiah maka segera ada dalam pengetahuan bahwa semua orang ada lemahnya, ada saat dimana suasana dan kondisi kehidupannya lesu yang menyebabkan mereka menjadi "tertunduk". 

Dalam hal yang demikian, ibarat rumah dengan konstruksi kayu, angin memainkannya sehingga sedang miring. Maka dibutuhkan tiang penyangga (penopang) agar tetap tegak berdiri. Padahal, rumah itu sendiri sudah  ada tiang-tiang yang menopang rangka atap.

Jika makhluk manusia itu sebagai satu bangunan, bangunan yang dikreasikan dan direkayasa secara amat apik artistik yang disebut sempurna, maka bangunan ini membutuhkan penopang. Tiang penopang yang TUHAN tempat di dalam dirinya yakni tulang-tulang yang membentuk rangka, namun semua itu bukanlah harus dipahami dalam makna ajaran. Konstruksi bangunan (baca: tubuh manusia) yang TUHAN buat dengan tangan-Nya sendiri dan menjadikannya ciptaan yang sempurna, tetaplah membutuhkan TUHAN sebagai Penopang. 

TUHAN-lah Peng-awal, yang memulai generasi manusia. Maka TUHAN menjadi atutaa'as dan atuntakus. DIA hadir selalu dalam dua fungsi, sebagai sumber hidup generasi ke generasi yang berkerabat dengan-NYA. DIA juga menjadi "tiang penyangga" yang membuat ciptaan-NYA menjadi tegak berdiri, kokoh dalam iman, kokoh dan teguh dalam kerja keras melintasi waktu kehidupan, dan lain-lain.

Bacalah Ibrani 1:3

Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang  segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuaasaan, dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar,, di tempat yang tinggi

Catatan dalam kitab Ibrani sebagaimana kutipan di atas merujuk kepada Yesus Kristus Tuhan. Yesus Kristus telah menjadi manusia yang sungguh-sungguh. Ia hadir dalam wujud yang demikian agar dapat menjadi Atuntakus kepada segenap ciptaan TUHAN Sang Khalik. Ia menjadi satu titik atutaa' yang antuntauk terutama manusia di bumi.

Mengapa Yesus menjalankan fungsi menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh keuasaan? Karena manusia telah jatuh dalam dosa. Ciptaan yang sempurna dari TUHAN Sang Khalik telah jatuh, tertunduk, malu, telah "miring" dan keluar dari patron kehidupan yang TUHAN janjikan dan sediakan. Maka, Yesus hadir untuk menjadi Penopang, Atuntakus.

Yesus Kristus menjadi tokoh sentral tutaa' yang memulai satu generasi baru menuju zaman baru. 

Semoga uraian singkat kali ini bermanfaat



Umi Nii Baki-Koro'oto, 18 Maret 2023

Heronimus Bani 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peniti, Bawang Putih, Genoak, antara Mitos, Pengetahuan dan Kepercayaan

Koroh natiik Maria

Beragam Istilah mengurus Perkawinan Adat di Amarasi Raya