BERKUDA
Pada hari Feot Unu lahir,
saat itu bulan keluarga tiba di tahun rasi. Keluarga yang kedatangan tamu yang
dinanti-nantikan sungguh amat senang. Dua hari kemudian, keluarga itu
berhadapan sebuah persoalan pelik, soal tanah. Tak tinggal diam, Snait ayah
Feot Unu langsung mencari kuda tunggangan terbaik di kampungnya. Berhubung
untuk mencapai pengadilan a’at
dibutuhkan kendaraan yang bergerak cepat. Maka kuda menjadi pilihannya. Setelah
mendapatkan persetujuan dengan pemilik kuda, ia berkuda ke pengadilan a’at.
Menakjubkan. Di halaman pengadilan
a’at, Snait begitu berbangga karena kuda tunggangannya berbeda dengan
kuda lainnya. Snait melempar senyum kiri-kanan. Orang-orang di pengadilan a’at ikut tersenyum membalas senyuman
Snait.
Snait membanggakan kuda
tunggangannya.
Berulang, berulang dan
berulang kali Snait harus ke pengadilan a’at
bersama kudanya.
Suatu hari, ketika tiba di
halaman pengadilan a’at, orang-orang
berbisik tentang badan Snait yang kelihatan tegap di awal, kini berangsur
menurun. Senyumnyapun tak semanis hari pertama di halaman pengadilan a’at.
Kulit dan bulu kuda Snait
kelihatan mengkilat, menandakan kudanya semakin bernas.Hari terakhir putusan
pengadilan a’at Snait menang. Keputusannya, Snait mengambil kembali tanah
seluas 100 m2 yang mereka
perebutkan.
Kini saatnya kuda tunggangan
Snait dikembalikan pada tuannya. Saat itu Snait melihat, tumpukan barang mas di
etalase hias rumah pemilik kuda. Snait pulang menggendong Feot Unu yang berumur
dua tahun. Ia mengerocoh minta dibelikan boneka unyil, sedang ibunya minta
dibelikan susu formula pengganti asi. Snait terkapar di pangkuan bumi.
Wah, mantap Pa. senang dengan artikel-artikel budayanya. Enak dibaca...lanjut menulisnya Pak.
BalasHapus